PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I INTERAKSI ANTARA ORGANISME DENGAN LINGKUNGANNYA

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I

INTERAKSI ANTARA ORGANISME DENGAN LINGKUNGANNYA

Oleh  :

Nama              : Endah Dani Puspitaningrum

NIM                : 09312244034

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2009

BAB I

PENDAHULUAN

1. Judul

Interaksi antara Organisme dengan Lingkungannya

2. Tujuan

Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat :

1. Memerikan jenis tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan
2. Memerikan sifat fisik klimatik (suhu dan kelembapan tanah, suhu dan kelembapan udara, intensitas cahaya) tanah atau permukan lahan lokasi pengamatan
3. Memerikan sifat khemis  (pH dan sebagainya) tanah atau permukaan lahan lokai pengamatan
4. Menyebutkan jenis – jenis dan spesifikasi vegetasi yang ada di dalam lokasi pengamatan
5. Menyebutkan jenis – jenis spesifikasi hewan yang ada di dalam lokasi pengamatan
6. Menjelaskan jenis – jenis asosiasi yang ada di lokasi pengamatan
7. Mengaitkan sifat spesifik organisme dengan spesifikasi lingkungannya

3. Latar Belakang

Seperti diketahui lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal fisik dan biologik dimana organisme hidup dan ilmu – ilmu lingkungan merupakan studi aspek – aspek lingkungan organisme itu.

Suatu organisme hidup pada lingkungan tertentu. Lingkungan yang terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan komponen biotik. Keduanya terdapat disekitar organisme yang secara langsung atau tidak, komponen tersebut mempengaruhi  kehidupan organisme.

Tempat/ lingkungan merupakan faktor abiotik yang berpengaruh pada individu ataupun populasi. Organisme lain juga berpengaruh pada suatu organisme, terutama organisme yang mempunyai jenis makanan yang sama.

Kondisi eksternal organisme yang baik dan mendukung menciptakan kehidupan organisme yang seimbang dan produktif, sebaliknya lingkungan hidup organisme yang merosot mendorong kehidupan menuju kehancuran.

Beberapa populasi yang menempati lingkungan merupakan suatu komunitas. Suatu komunitas bisa berubah – ubah. Sifat suatu komunitas juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Antara sesama warga suatu komunitas dan juga antara komunitas dengan lingkungan fisik terdapat hubungan timbal balik, hubungan ini yang sering disebut ekosistem.

                                BAB II

             KAJIAN TEORI

Environment atau lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar suatu mahkluk hidup. Lingkungan bagi seorang manusia diantaranya adalah faktor-faktor suhu, makanan dan manusia lainnya. Suatu lingkungan tanaman bisa terdiri dari tanah, sinar matahari dan binatang yang akan memakan tanaman. Lingkungan abiotik diantaranya adalah suhu, air, udara dan sinar matahari. Lingkungan biotik diantaranya ganggang dan makanan. Keduanya biotik dan abiotik membentuk keseluruhan lingkungan dari mahkluk hidup maupun non hidup. (http://www.acehforum.or.id/lingkungan).

Lingkungan abiotik terdiri dari faktor-faktor seperti tanah, air, udara dan radiasi. Lingkungan abiotik membentuk banyak objek dan memberi kekuatan yang mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan mempengaruhi komunitas di sekitar mahkluk hidup. Misalnya jenis-jenis tanaman dan binatang yang hidup dan bagaimana cara mereka hidup di ekosistem suatu sungai sangat dipengaruhi oleh arus sungai, suhu, kejernihan, dan komposisi kimianya.

Faktor-faktor abiotik lainnya termasuk diantaranya adalah luasnya daerah untuk hidup dan banyaknya nutrien-nutrien tertentu yang tersedia bagi organisme. Semua organisme membutuhkan luas wilayah tertentu untuk dapat hidup dan bergerak di dalam hubungan komunitas. Mereka juga membutuhkan nutrien yang berasal dari bukan mahkluk hidup seperti fospor, untuk menjaga aktifitas tubuh seperti peredaran darah dan pencernaan.

Ekologi merupakan studi keterkaitan di antara organisme – organisme dengan lingkungan – lingkungannya, baik lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik. Lingkungan abiotik terdiri dari atmosfer, cahaya, air, kelembapan, tanah dan sebagainya. Semua faktor – faktor lingkungan tersebut saling terkait satu sama lain. (Sambas Wirakusumah : 2003)

•Tanah

            Dalam pandangan teknik sipil tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan – endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock). (Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo : 2006)

A.    Alat dan Bahan

Alat              : Termometer                                   Rafia

Higrometer                                   Pipet

pH meter                                       Pinset

                                          Luxmeter                                      Gelas Beker

                                          Roll Meter                                                Kertas Label

                                          Kantong Plastik                            Anemometer

                                          Cetok

Bahan           : Aquades

                        Kapas

B.    Bentuk kegiatan

Observasi dan studi pustaka

C.    Objek Pengamatan

Komponen biotik dan abiotik pada lokasi pengamatan di lingkungan terestrial

D.    Langkah Kerja

a.      Membuat plot 3 x 3 m² untuk membatasi lokasi pengamatan

b.     Dengan menggunakan cetok, mengambil sampel tanah dibeberapa sudut lokasi bagian tanah top soil kedalaman 15 cm, kemudian menentukan tekstur dan struktur tanah (persentase masing – masing komponen liat, berpasir, berhumus, dan sebagainya)

c.      Mengukur pH, suhu dan kelembapan udara, dalam tanah pada loikasi pengamatan

d.     Mengukur suhu dan kelembapan udara, kecepatan angin, dan intensitas cahaya pada lokai pengamatan

e.      Mengamati jenis vegetasi, hewan yang ada pada plot lokasi pengamatan, menghitung jumlahnya, dan mengamati atau menentukan bentuk interaksi antar komponen biotik ataupun antara biotik dengan abiotik

f.      Mencatat hasil pengukuran/pengamatan dalam tabel

E.     Data Hasil Pengamatan

            Lokasi pengmatan                  : Halaman Depan laboratotium biologi        

Hari, tanggal pengamatan      : Rabu, 25 November 2009

Jam pengamatan                     : 13.30 - 14.30

1)     Komponen Abioik

Aspek yang Diukur/Diamati	Hasil
Struktur tanah	Tebal debu            0,5 cm Tebal tanah liat     2 cm Tebal pasir             2,5 cm
Kecepatan angin	6 m/s
Suhu Udara	32 °C
Kelembapan Tanah	8,3 %
Suhu tanah	27 °C
pH tanah	6,8 pH
Intensitas cahaya	679 x 100 candella

2)     Komponen Biotik

Jenis Komponen Biotik	Jumlah ¹)	Kepadatan	Cara Hidup ²)
Vegetasi rumput A	+++	65	Bebas
Vegetasi rumput B	++	10	Bebas
Vegetasi rumput C	+	5	Bebas
Vegetasi rumput D	++	18	Bebas
Vegetasi rumput E	+	2	Bebas
Vegetasi rumput F	+	5	Bebas
Semut merah	+	1   ekor	Bebas, diatas tanah
Semut hitam	+++	34 ekor	Bebas, diatar tanah
Semut X	+	1   ekor	Bebas, di atas tanah
Semut Y	+	1   ekor	Bebas, di atas tanah

Keterangan : 1) menyatakan dalam banyak sekali (+++), banyak (++), atau sedikit (+)

                      2) untuk tumbuhan menyatakan bebas/ menumpang/ terlindung/ merambat pada tumbuhan lain, untuk hewan menyatakan diatas tanah/di dalam tanah.

3) Jenis Asosiasi

Jenis Asosiasi	Nama Organisme yang Terlibat dalam Asosiasi	Keterangan
Komensalisme	Semut dan Pohon	Semut menggunakan pohon sebagai tempat berlindung
Mutualisme	Semut dan Semut	Semut saling membantu mengangkut bahan makanan ke dalam sarang

F.     Analisis Data

1) Komponen Biotik

                  Pada struktur tanah didapat ketebalan debu adalah 0,5 cm, ketebalan tanah kiat 2 cm, dan ketebalan pasir 2,5 cm. Sehingga prosentase ketebalan

      Debu               : 0,5/ 0,5+2+2,5 x 100 %        =  10%

      Tanah liat        : 2/ 0,5+2+2,5 x 100 %           =   40 %

      Pasir                : 2,5/ 0,5+2+2,5 x 100 %        =  50 %

     

Keterangan :

      X %                             =  persen pasir

      Y %                             = persen liat

      Z %                             = persen debu

      1. Clay                        = tanah liat

      2. Silty clay                = tanah liat berdebu

      3. Silty clay loam       = tanah liat lempung berdebu

      4. Sandy clay              = tanah liat berpasir

      5. Sandy clay loam     = tanah liat lempung berpasir

      6. Clay loam               = tanah liat berlempung

      7. Silt                          = tanah debu

      8. Silt loam                 = tanah lempung berdebu

      9. Loam                       = tanah lempung

      10. Sand                      = tanah pasir

      11. Loamy sand          = tanah pasir berlempung

      12. Sandy loam           = tanah lempung berpasir

            Berdasarkan skema segitiga tekstur tanah didapatkan titik perpotongan antara persen debu, persen tanah liat, dan persen tanah pasir. Titik perpotongan ketiga garis persen tanah masing – masing tesebut menunjukkan bahwa tanah pada percobaan merupakan tanah liat berdebu.

                  Dengan menggunakan alat anemometer yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin, maka kecepatan angin yang diperoleh setelah melakukan percobaan ini adalah 6 m/s, dan suhu dalam tanah yang diperoleh dengan menggunakan alat termometer adalah 27 °C, sedangkan suhu di luar tanah adalah 32 °C. Suhu yang ada di dalam tanah lebih rendah, hal ini dikarenakan tempat yang ada di dalam tanah kurang mendapat cahaya matahari.

                  Intensitas cahaya pada tempat kami melakukan percobaan adalah 679 x 100 candella, dan kelembapan tanahnya adalah 8,3 % dengan pH yang cukup netral yaitu 6,8 %.

2) Komponen Biotik

     Analisis Kepadatan Organisme

      Diketahui :

      Jumlah rumput A        = 65                 Jumlah semut merah              = 1

      Jumlah rumput B        = 10                 Jumlah semut hitam               = 34    

      Jumlah rumput C        = 5                   Jumlah semut X                      = 1

      Jumlah rumput D        = 18                 Jumlah semut Y                      = 1

Jumlah rumput  E       = 2

Jumlah rumput F        = 5

Ditanyakan : prosentase kepadatan tiap jenis organisme

Jawab : ∑ organisme = ∑ rumput A + ∑ rumput B + ∑ rumput C + ∑ rumput D + ∑ rumput E + ∑ rumput F + ∑ semut merah + ∑ semut hitam + ∑ semut X + ∑ semut Y

            ∑ organisme = 65 + 10 + 5 + 18 + 2 + 5 + 1 + 34 + 1 + 1

                                 = 142

1. Kepadatan rumput A = ∑ rumput A : ∑ organisme x 100%

                                       = 65 : 142 x 100 %

                                       = 45, 78 %

2. Kepadatan rumput B = ∑ rumput B : ∑ organisme x 100%

                                      = 10 : 142 x 100 %

                                                        = 7,04 %

3. Kepadatan rumput C = ∑ rumput C : ∑ organisme x 100%

                                       = 5 : 142 x 100 %

                                       = 3,52 %

4. Kepadatan rumput D = ∑ rumput D : ∑ organisme x 100%

                                       = 18 : 142 x 100 %

                                       = 12,68 %

5. Kepadatan rumput E = ∑ rumput E : ∑ organisme x 100%

                                       = 2 : 142 x 100 %

                                       = 1,41 %

6. Kepadatan rumput F = ∑ rumput F : ∑ organisme x 100%

                                      = 5 : 142 x 100 %

                                      = 3,52 %

7. Kepadatan semut merah =∑ semut merah :∑ organisme x 100 %

                                           = 1 : 142 x 100 %

                                           = 0,70 %

8. Kepadatan semut hitam = ∑ semut hitam :∑ organisme x 100%

                                            = 34 : 142 x 100 %

                                            = 23,94 %

9. Kepadatan semut X = ∑ semut X :∑ organisme x 100%

                                     = 1 : 142 x 100 %

                                     = 0,70 %

10. Kepadatan semut Y = ∑ semut Y :∑ organisme x 100%

                                       = 1 : 142 x 100 %

                                       = 0,70 %

Jadi :

1.     Kepadatan rumput A           = 45,78 %

2.     Kepadatan rumput B           = 7,04 %

3.     Kepadatan rumput C           = 3,53 %

4.     Kepadatan rumput D           = 12,68 %

5.     Kepadatan rumput E            = 1,41 %

6.     Kepadatan rumput F                        = 3,52 %

7.     Kepadatan semut merah      = 0,70 %

8.     Kepadatan semut hitam       = 23,94 %

9.     Kepadatan semut X             = 0,70 %

10.  Kepadatan semut Y             = 0,70 %              +

                                                                  = 100 %

3) Jenis Asosiasi

                  Dalam percobaan kali ini, ditemukan jenis asosiasi simbiosis komensalisme, dan simbiosis mutualisme. Pada simbiosis komensalisme organisme yang terlibat didalamnya adalah semut dan pohon, yaitu semut menggunakan pohon sebagai tempat tinggal atau tempat berlindung. Sedangkan simbiosis mutualisme organisme yang terlibat didalamnya adalah semut dengan semut, yaitu semut saling membantu dalam mencari makanan, dan mengangkut makanan tersebut ke dalam sarang.   

BAB III

     PEMBAHASAN

      Pengamatan yang berjudul ”Interaksi Antara Organisme dengan Lingkungannya” ini bertujuan untuk Memerikan jenis tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan, memerikan sifat fisik klimatik (suhu dan kelembapan tanah, suhu dan kelembapan udara, intensitas cahaya) tanah atau permukan lahan lokasi pengamatan, memerikan sifat khemis  (pH dan sebagainya) tanah atau permukaan lahan lokai pengamatan, menyebutkan jenis – jenis dan spesifikasi vegetasi yang ada di dalam lokasi pengamatan, menyebutkan jenis – jenis spesifikasi hewan yang ada di dalam lokasi pengamatan, menjelaskan jenis – jenis asosiasi yang ada di lokasi pengamatan, mengaitkan sifat spesifik organisme dengan spesifikasi lingkungannya.

            1) Komponen Abiotik

A.    Struktur Tanah

Tanah adalah lapisan yang terlapuk dari kerak bumi tempat organisme dengan berbagai produknya berbaur .

Pengertian mengenai ”struktur” tanah adalah berkenaan dengan gejala penggumpalan (aggregasi) partikel – pertikel tanah. Penggumpalan tanah memberi pengaruh nyata terhadap sifat – sifat alami tanah antara lain seperti hal – hal yang berkaitan dengan daya tahan terhadap pengikisan dan penghanyutan tanah, daya lolos air (porositas tanah), permeabilitas dan daya infiltrasi tanah terhadap air maupun kapasitas daya memegang air. Tanah yang memiliki daya penggumpalan yang ”sedang – baik ” dipertimbangkan akan mempermudah pekerjaan – pekerjaan bertani/bercocok tanam.

Secara ekologis tanah tersusun oleh tiga kelompok material, yaitu material hidup (faktor biotik) berupa biota (jasad – jasad hayati), faktor abiontik berupa bahan organik, dan faktor abiotik berupa pasir, debu, dan liat. Umumnya 5% penyusun tanah merupakan biomass (biotik dan abiontik). Meskipun hanya 5% biomass atau bahan organik ini berperan sangat penting karena peran yang dimilikinya, yaitu :

a.      sebagai bahan koloid tanah

b.     berperan penting sebagai sumber hara tanah yang akan tersedia bagi tanaman setelah bahan organik mengalami perombakan menjadi senyawa – senyawa sederhana.

Pengelompokan tanah terdiri dari : pasir, debu, liat

1) Pasir memiliki ciri                   - terasa kasar jika dipegang

- berbutir

- tidak lengket

- tidak bisa dibentuk bola atau gulungan

- mengalirkan air (porous/permeable)

2) Debu/Endapan memiliki ciri   - terasa tidak kasar

- masih terasa berbutir

- agak melekat

- dapat dibentuk bola atau tegak

3) Liat memiliki ciri                    - terasa berat

- halus

- sangat lekat

- dapat dibentuk bola dengan baik

- mudah digulung

- agak sulit menyerapkan air (tidak porous /impermeable)

B.    Kelembapan Udara

Di wilayah tropik dengan curah hujan tinggi yang sangat kaya dalam jumlah individu, dan spesiesnya, tumbuhnya vegetasi sangat cepat walaupun nutrisi terbatas. Di tempat – tempat kering sebaliknya pertumbuhan flora dan fauna sangat berkurang.

Saat panas dan kering yang dapat dihadapi dengan dipause, tumbuh – tumbuhan perenial menyesuaikan diri dalam segala fase kehidupan dari morfologi, cabang – cabang dan ranting – ranting, akar – akaran sampai dengan saat – saat perkecambahaan, tumbuh dan berbunga, disesuaikan dengan keadaan – keadaan luar itu terutama bagi ketersediaan pasokan air.

C.    Suhu Udara

Suhu udara dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Pada pengamatan kali ini diperoleh data bahwa suhu pada lokasi pengamatan adalah sebesar 32 °C. Hasil tersebut diperoloeh dengan cara mengukur menggunakan termometer.

Pada suhu kamar yaitu antara, 25 °C – 37 °C suatu tumbuhan dapat melekukan aktifitas seperti fotosintesis. Karena hasil dari pengamatan adalah 32 °C dan suhu itu terletak diantara suhu kamar, maka suhu ini sanagt mendukung aktifitas tumbuhan dan juga aktivitas hewan yang ada disekitarnya.

D.    Kelembapan Tanah

Kelembapan tanah, sebagai akibat dari kandungan air setempat yang tinggi. Kelembapan tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan. Fungsi utama dari kelembapan tanah adalah untuk mengontrol pembagian air hujan yang turun ke bumi.

Dalam pengamatan didapatkan hasil kelembapan tanah di lokasi pengamatan adalah sebesar 8,3 % . tingkat kelembapan di tempat ini cukup tinggi, dikarenakan pada lokasi pengamatan terdsapat pohon yang besar sehingga kadar air dalam tanah semakin besar dan ini menyebabkan kelembapan tanah juga menjadi tinggi.

E.     Suhu Tanah

Suhu tanah adalah sifat – sifat tanah yang penting, karena secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, struktur, aktifitas mikroba dan enzimatik, dekomposisi serasah/ sisa tanaman dan ketersediaan hara – hara tanaman.

Pada pengamatan ini, untuk mengetahui suhu tanah alat yang digunakan adalah termometer. Partama – tama gali lubang dulu di tanah, sekitar ± 10 cm lalu termometer dimasukkan setengahnya, lalu lubang ditutup dengan tanah. Setelah ± 5 menit lihat perubahan suhunya. Dan perubahan yang terjadi pada percobaan kami, skala termometer menunjuk skala 27 °C.

suhu yang didapat berada pada rentang antara suhu 18 °C – 30 °C, dan suhu ini adalah suhu yang ideal untuk aktifitas bakteri yang ada di dalam tanah, karena aktifitas mikroba tanah sangat terbatas pada suhu di bawah 10°C.

F.     pH Tanah

Pada umumnya tanah yang telah berkembang lanjut dalam daerah iklim basah mempunyai pH tanah yang rendah. Makin lanjut umurnya makin asamtanahnya, sebaliknya tanah didaerah beriklim kering, penguapan menyebabkan tertimbunnya unsur – unsur basa dipermukaan tanah karena besarnya evaporasi dibandingkan dengan presipitasi, sehingga makin lanjut umur tanah makin tinggi pH-nya. Selain itu pertumbuhan tanaman banyak dipengaruhi pH tanah (Isa, Darmawangsa. 197 : 175) 

Kebanyakan tanaman – tanaman dapat tumbuh pada pH yang bergerak antara angka 5,0 sampai 8,0. Yaitu diantara kondisi – kondisi pada derajat agak-asam sampai derajat basa. Jika tidak, pertumbuhan tanaman akan terhambat dan memerlukan beberapa macam tindakan untuk memperbaiki keadaan tanah tersebut. (Sosroatmodjo, Ir. Pribadyo. 1980 : 21)

Pada tanah yang kami amati, tanahnya mempunyai pH 6,8. yang artinya tanah tersebut asam. Tanah asam ini banyak mengandung ion H yang dapat ditukar, sedang tanah alkalis kaya akan unsur – unsur basa yang dapat ditukar. pH tanah hanya merupakan ukuran intensitas keasaman tanah, bukan kapasitas jumlah unsur hara.

Biasanya nilai pH yang lebih dari 7 menunjukkan adanya karbonat. Karbonat Ca dan atau Mg yang bebas. Tanah yang mempunyai nilai pH lebih tinggi dari 8,5 berarti hampir selalu mengandung Na yang dapat ditukarkan.

G.    Intensitas Cahaya

Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya pada lokasi pengamatan, alat yang digunakan adalah luxmeter. Dan hasil dari pengamatan kami, luxmeter yang kami gunakan menunjukkan angka 679 x 100 candella.

Besar intensitas cahaya bergantung pada sudut jatuhnya sinar. Pada waktu kami melakukan pengamatan, luxmeter diletakkan ditempat yang terkena sinar matahari langsung.

Intensitas cahaya yang tinggi dapat menyebabkan penguapan pada pertumbuhan juga ikut tinggi. Apabila penguapan yang tinggi tidak disertai dengan penyerapan air dan unsur hara tanah, maka tumbuhan akan layu dan dapat menyebabkan kematian. Sedangkan pada hewan dapat menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh (www.wikipedia.org.com)

2)     Komponen Biotik

A.              Jenis – Jenis dan Spesifikasi Vegetasi di Dalam Lokasi Pengamatan

Pada umumnya vegetasi dapat dibedakan menjadi :

                        • Rimba belantara, yaitu hutan yang belum disentuh manusia

• Hutan produksi, yaitu perkebunan pohon yang hampir mirip hutan tapi tujuannya sengaja untuk mendapatkan hasil

                        • Sabana, yaitu padang rumput dengan beberapa kumpulan pohon - pohon

                        • Padang semak belukar, yaitu kumpulan semak belukar yang liar

                        • Padang rumput, yaitu hamparan rumput – rumputan

• Perkebunan rakyat/ tanah pertanian, yaitu lahan yang telah banyak dipengaruhi tindakan manusia untuk mendapatkan hasil

Dari hasil pengamatan kami, vegetasi yang ada pada lokasi pengamatan adalah vegetasi rumput yang paling banyak menutupi permukaan tanah adalah vegetasi rumput A yaitu sebanyak 65 dilanjutkan dengan rumput D sebanyak 18, lalu rumput B sebanyak 10, rumput C dan F yang memiliki jumlah yang sama yaitu 5, dan yang paling sedikit adalah vegetasi rumput E yaitu sebanyak 2. Dalam lokasi pengamatan yang kita pilih, ada permukaan tanah yang tidak tertutup oleh rumput, sehingga permukaan tanah tidak 100 % tertutup oleh rumput. Cara hidup semua vegetasi rumput yang ada di permukaan tanah tempat kami melakukan percobaan adalah bebas.

B. Jenis – Jenis dan Spesifikasi Hewan di Dalam Lokasi Pengamatan

                  Jenis – jenis hewan yang terdapat pada lokasi pengamatan, adalah semut merah, semut hitam, semut X, dan semut Y.

3)     Jenis Asosiasi

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1.     Jenis tanah pada hasil pengamatan ini adalah tanah liat berdebu

2.     Sifat – sifat fisik klimatik tanah dan udara adalah

a.      suhu tanah                = 27 °C

b.     kelembapan tanah    = 8,3 %

c.      suhu udara               = 32 °C

d.     kelembapan udara   =

e.      intensitas cahaya     = 679 x 100 candella

f.      kecepatan angin       = 6 m/s

3.     pH tanah (keasaman tanah) dari hasil pengamatan adalah 6,8 pH (bersifat asam)

4.     Spesifikasi vegetasi yang ada dipermukaan tanah yang kami amati didominasi oleh rumput – rumputan

5.     Spesifikasi hewan hasil pengamatan adalah didominasi oleh semut hitam

6.     Asosiasi yang terjadi berdasarkan hasil pengamatan adalah

a. simbiosis komensalisme  = semut menggunakan pohon sebagai tempat berlindung

b. simbiosismutualisme    = semut dengan semut lainnya saling membantu dalam mencari makan dan mengangkut makanan ke dalam sarang

B. Daftar Pustaka

Hardiyatmo, Dr. Ir Hary Christady. 2006. Mekanika Tanah I Edisi IV. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press

Kristianto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta : Penerbit Andi

Lingkungangeografi.blogspot.com

Sosroatmodjo, Ir. Pribadyo.1980. Pembukaan Lahan dan Pengolahan Tanah. Jakarta : LEPPENAS 

Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar – Dasar Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu – Ilmu Lingkungan. Jakarta : Universitas Indonesia

                             

Tweet