MAKALAH KIMIA DASAR I
Dialisis, Liofob, dan Liofil
Oleh :
1. Maulida Mawadati N (09312244007)
2. Ihsan Nur S. (09312244009)
3. Ridwan Irianto (09312244010)
4. Hentrista Rahma W (09212244027)
5. Fandi Rianata (09312244029)
6. Endah Dani P (09312244034)
7. Gani Berlian J (093122440)
8. Muhamad Novel A (093122440)
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul
Dalisis, liofof, dan liofil dalam koloid
B. Tujuan
- Makalah ini disusun dengan tujuan mengetahui tentang dialisis, liofob, dan liofil dalam koloid
- Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam kehidupan sehari – hari banyak kita jumpai zat yang sukar digolongkan sebagai zat padat, zat cair atau gas. Zat – zat ini dalam ilmu kimia dinamakan koloid. Contohnya antara lain susu, tinta, cat, sabun, kanji, minyak rambut, bahkan udara berdebu termasuk sistem koloid.
Kimia koloid mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan dan penghidupan manusia. Proses di alam sekitar kebanyakan berhubungan dengan sistem koloid. Protoplasma dalam sel makhluk hidup merupakan suatu koloid, sehingga kimia koloid diperlukan untuk menerangkan reaksi – reaksi dalam sel.
BAB II
PEMBAHASAN
- Dialisis
- Liofob dan Liofil
Agar – agar atau jelly dan air tepung merupakan contoh koloid jenis sol. Apa perbedaan kedua sol tersebut? Sol adalah dispersi koloid dimana partikel padat terdispersi dalam cairan. Sol dibedakan menjadi sol liofil dan liofob. Jelly merupakan sol liofil sedangkan air tepung merupakan sol liofob. Perbedaan ini didasarkan daya tarik antara partikel fase terdispersi dengan medium pendispersinya.
1. Sol liofil
Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai kemampuan menarik medium pendispersi, sehingga koloid bersifat kaku.
Pada sol liofil partikel – partikel padat akan menyerap molekul cairan (suka pelarut). Jika pelarutnya air disebut sol hidrofil. Contohnya : lem, sabun, protein, dan gelatin.
Sol liofil lebih stabil dan tidak mengalami koagulasi jika itambahkan sedikit elektrolit. Partikel – partikelnya dapat dipisahkan dari mediumnya dengan pengendapan atau penguapan dan dapat dibuat menjadi sol kembali dengan penambahan medium, sehingga sol liofil bersifat reversibel.
2. Sol liofob
Sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya tidak menarik medium pendispersi.
Pada sol liofob partikel – partikel padat tidak menyerap molekul cairan (tidak suka pelarut). Jika pelarutnya air disebutsol hidrofob. Conyohnya adalah : sol – sol sulfida dan sol – sol logam.
Sol liofob dan sol liofil mempunyai sifat yang berlawanan , yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Sol hidrofil | Sol hidrofob |
• Mengadsorpsi mediumnya • Stabil pada konsentrasi relatif besar • Tidak mudah mengalami koagulasi dengan penambahan elektrolit • Viskositas lebih besar dari pada mediumnya • Bersifat reversibel • Efek tyndall lemah • Kurang menampakkan gerak Brown • Kebanyakan dapat dibuat gel • Penyusunnya senyawa organik • Partikel terdispersinya menyerap molekul | • Tidak mengadsorpsi mediumnya • Hanya stabil pada konsentrasi kecil • Mudah mengalami koagulasi dengan penambahan elektrolit • Viskositas hampir sama dengan mediumnya • Bersifat irreversibel • Efek tyndall lebih jelas • Gerak Brown sangat jelas • Hanya beberapa yang dapat dibuat gel • penyusunnya senyawa anorganik • Partikel terdispersinya menyerap ion |
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Setelah mempelajari tentang dialisis, liofil, dan liofob, ternyata didapat pengertian bahwa dialisis adalah, sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai kemampuan menarik medium pendispersi, sehingga koloid bersifat kaku. Sedangkan sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya tidak menarik medium pendispersi.
- Daftar Pustaka
Kalsum, Siti, dkk. 2007. Kimia 2 Kelas XI SMA dan MA. PT Remaja Rosdakarya : Bandung
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Andi : Yogyakarta
0 Response to "MAKALAH KIMIA DASAR I Dialisis, Liofob, dan Liofil"
Post a Comment