PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR III KERAGAMAN DAN KEANEKARAGAMAN INTRA DAN INTER SPESIES

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR III
KERAGAMAN DAN KEANEKARAGAMAN
INTRA DAN INTER SPESIES



Oleh  :
Endah Dani Puspitaningrum (09312244034)



JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”bios” yang berarti kehidupa dan ”logos” yang berarti ilmu. Jadi dalaaam kata lain biologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari biologi. Diantaranya adalah dengan mempelajari teori asal mula kehidupan, dengan mikroskop, meneliti tentang fenomena – fenomena alam, meneliti tentang taksonomi dan morfologi tumbuhan atau hewan, dan masih banyak yang lainnya.
Keanekaragaman adalah salah satu gejala kehidupan. Keanekaragaman ditunjukkan dengan kasamaan dan perbedaan ciri yang terdapat diantara makhluk satu dengan lainnya, pada semua tingkat organisasi kehidupan mulai dari tingkat molekul sampai pada tingkat komunitas. Karena demikian banyaknya variasi diantara satu makhluk dengan lainnya, maka diperlukan usaha penyerderhanakan dengan cara pengelompokan berdasarkan pada kesamaan dan perbedaan ciri.
Makhluk yang memiliki kesamaan ciri dikelompokkan menjadi satu kelompok, dan yang memiliki perbedaandipisahkan menjadi kelompok yang berbeda. Diantara makhluk, semakin banyak kesamaan ciri yang dimiliki dianggap semakin dekat hubungan kekerabatannya, dan sebaliknya.
Makhluk hidup yang ada di bumi banyak sekali jumlahnya, dan sangat beranekaragam. Dari lahir sampai sekarang manusia sadar akan adanya fenomena – fenomena dan beruasaha untuk mengungkapkan apa artinya. Dari situ lah akhirnya dilahirkan suatu cabang   ilmu biologi yang disebut dengan taksonomi.
 Alam tumbuahan yang ditaksir meliputi 300.000 jenis tumbuhan divisi. Tiap dari divisi seterusnya berturut – turut dapat dibagi lagi takson yang lebih rendah, yaitu kelas, bangsa, suku, marga, dan jenis.

  1. Tujuan
    1. Meninterventariskan karakter morfologi individu – individu penyusun populasi
    2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap parameter – parameter yang terinventarisasi
    3. Membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam subpopulasi (subspesies) yang sama
    4. membandingkan ciri morfologi suatu individu dengan individu lainnya dalam subspesies yang sama
    5. membandingkan ciri individu antar spesies









BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Keanekaragaman adalah salah satu gejala kehidupan. Keanekaragaman ditunjukkan dengan kasamaan dan perbedaan ciri yang terdapat diantara makhluk satu dengan lainnya, pada semua tingkat organisasi kehidupan mulai dari tingkat molekul sampai pada tingkat komunitas. Karena demikian banyaknya variasi diantara satu makhluk dengan lainnya, maka diperlukan usaha penyerderhanakan dengan cara pengelompokan berdasarkan pada kesamaan dan perbedaan ciri.
Makhluk yang memiliki kesamaan ciri dikelompokkan menjadi satu kelompok, dan yang memiliki perbedaandipisahkan menjadi kelompok yang berbeda. Diantara makhluk, semakin banyak kesamaan ciri yang dimiliki dianggap semakin dekat hubungan kekerabatannya, dan sebaliknya
Jika kita memperhatikan jumlah yang besar dari macam – macam organisme di sekitar kita, pertama – tama kita akan terkesan oleh keanekaragamannya. Tetapi jika memperhatikan organisma – organisma ini lebih seksama, kita akan mulai melihat persamaan – persamaan yang banyak, menurut Idjah Soemarwoto, dkk (1992)
Struktur memberikan suatu dasar yang dapat dipakai secara mantapdalam klasifikasi. Ahli taksonomi biasanya bekerja dengan sisa – sisa organisme mati yang diawetkan . struktur bahan – bahan ini dapat mudah dipelajari, tetapi tingkah laku atau ciri – ciri hewan atau tumbuhan hidup tidak dapat ditentukan dari bahan yan diawetkan tadi. Sebab itu para ahli taksonomi memutuskan untuk menetapkan ciri – ciri struktur sebagai dasar untuk klasifikasi, menurut Idjah Soemarwoto, dkk (1992)
Belajar tentang fakta adalah lebih mudah menyatakan karakteristik atau sifat ciri tertentu yang menonjol dari jenis tumbuhan itu. Karakteristik ini biasanya yang mudah dikenali dalam pengamatan, menurut Suroso Adi Yudianto (1992)
  1. Alat dan Bahan
Alat     : • Penggaris
Bahan  : • tumbuhan
                          • hewan
B. Langkah Kerja
a. Menentukan satu populasi tumbuhan dan hewan yang terdiri atas 10 atau lebih individu
b. Menginventarisasi parameter – parameter pada individu – individu tersebut yang dapat diobservasi ciri morfologinya ataupun dapar diukur
c.  Mengobservasi atau ukur parameter – parameter yang dimiliki individu – individu tersebut
d. Mencatat hasil observasi atau pengukuran ke dalam tabel
e.  Membandingkan hasil observasi antar individu anggota populasi tersebut
f.  Menglangi langkah 1 – 5 untuk objek kajian berupa hewan
g. Rumuskan simpulan mengenai ada atau tidaknya perbedaan – perbedaan individu dalam populasi yang sama, antar populasi ataupun antara hewan dan tumbuhan






C. Data Pengmatan

Parameter/sasaran observasi
Individu ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10


















































































































Parameter/sasaran observasi
Individu ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10




















































































































Parameter/sasaran observasi
Individu ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10




















































































































Parameter/sasaran observasi
Individu ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10





















































































































Individu
Parameter
































































































































BAB III
PEMBAHASAN
TUMBUHAN
  1. Lidah Mertua (Sansevieria
            Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.
Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Dibanding tumbuhan lain, Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.
Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan.
Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuh subur. Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.
Ditinjau berdasarkan jenisnya sansevieria ada dua jenis yakni yang pertama yaitu sansevieria keturunan asli/spesies sedangkan yang kedua adalah jenis hasil persilangan/hibridasi yang bisa disebut dengan jenis sansevieria hibrid.
Dari bentuk hibrid inilah sansevieria akan tercipta dengan karakter dan fisik yang berbeda dari induknya atau yang sering disebut dengan spesies hibrid atau sansevieria hibrid. Mutasi sansevieria juga dapat terjadi dari perbanyakan melalui stek daun.Ciri umum menyimpan air didalam seluruh bagian tubuhnya dalam jumlah banyak, memiliki rimpang,berdaun tebal, serta ujung daunnya runcing atau berduri.
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (tumbuhan)
 Divisio           : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas               : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo                : Liliales
Familia           : Agavaceae
Genus              : Sansevieria
Spesies            : Sansevieria trifasciata Prain.                 

      b. Pacar Air (Impatiens balsamina)
Pacar air adalah tanaman tahunan atau dua tahunan dan memiliki bunga yang berwarna putih, merah, ungu atau merah jambu. Bentuk bunganya menyerupai bunga anggrek yang kecil. Tinggi tanaman ini bisa mencapai satu meter dengan batangnya yang tebal dan daunnya yang bergerigi tepinya.
Tanaman ini sangat disukai lebah dan serangga lain yang membantu penyerbukannya. Walau demikian tanaman ini tidak dapat hidup di lingkungan yang kering. Berbagai bagian tanaman juga digunakan sebagai obat tradisional.
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
 Divisi             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Ordo               : Geraniales
 Famili                        : Balsaminaceae
 Genus             : Impatiens     
 Spesies           : Impatiens balsamina L

b.      Kuping Gajah (Anthurium Crystalum)
memiliki dimensi daun maksimal terkecil dibanding jenis lainnya dan pertumbuhan lambat. clarinervium unggul dalam ketebalan daunnya. corak terbentuk dari alur tulang daun yang berwarna keputihan dengan warna cenderung melebar keluar tulang daun. jadi perbandingan dengan dimensi daun, maka alur putih terlihat paling dominan.

Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas              : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)                                                     
  Sub Kelas      : Arecidae
   Ordo             : Arales
   Famili          : Araceae (suku talas-talasan)
    Genus          : Anthurium
   Spesies         : Anthurium crystallinum Lindl.

d. Cocor Bebek
Cocor bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga majemuk, buah kotak.
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas       : Rosidae
  Ordo              : Rosales
  Famili           : Crassulaceae
  Genus            : Kalanchoe
   Spesies         : Kalanchoe waldheimii

e. euphorbia
Tanaman dari family Euphorbiaceae memiliki batang berduri. Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat putih disebut dengan getah susu (milky sap). Daun  berbentuk oval dengan ukuran bervariasi menurut hibrida dan kultivar. Bunganya kecil berwarna kuning dengan cyathia bewarna warni sebagai hasil dari hibridasi.
Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar memiliki bunga yang keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Adapula tanaman yang sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga yang tidak sempurna.


Klasifikasi
Divisi  :           Magnoliophyta
Kelas   :           Magnoliopsida
Bangsa            :           Euphorbiales
Suku    :           Euphorbiaceae
Marga :           Euphorbia
Jenis    :           Euphorbia hirta L.                                

f. mangga
            daun mangga mengeruncing pada ujungnya. Daunnya menyirip, akarnya serabut karena tumbuhan ini termasuk dikotil. Daun berwarna hijau tua dan yang masih muda berwarna hijau pupus. Pada batang yang sudah tua pada batangnya terdapat lentisel. Lentisel adalah stomta yang terdapat pada batang. Tumbuhan ini dapat berbuah.
h. sawo
            daun sawo membulat pada ujungnya. Sedikit lebih kecil dibandingkan dengan daun mangga. Daun bertulang menyirip. Daunnya ada 2 macam warna. Pada bagian bawah berwarna coklat dan yang atas berwarna hijau. Akar pada tanaman ini adalah serabut. Tanaman ini juga memiliki lentisel.
i. tumbuhan x
            tumbuhan ini mempunyai batang yang menjulur ke atas. Dari pangkal batang hingga pangkal daun paling bawah tidak terdapat daun. Daunya juga menyirip. Daun hanya ada pada bagian atas saja. Daun berwarna merah dan meruncing pada bagian ujungnya. Akar dari tanaman ini adalah serabut.
j. bugenfil
            tumbuhan ini sangat unik, daun kecil – kecil dan mengeruncing pada bagian ujungnya, dan bentuk daunnya seperti waru. Mempunyai bunga tapi tidak dapat menghasilkan buah. Bunganya kecil dilindungi oleh kelopak yang lebih besar dari pada bunganya, dan kelopak ini memiliki warna yang beraneke ragam, seperti mera, merah muda, ungu, dsb. Warna kelopak yang beraneka ragam mapu mengundang kupu – kupu, lebah, dan semut untuk mengisap madu yang dihasilkan oleh bunga ini. Pada batangnya terdapat duri, yang ini berfungsi untuk melinjdui diri
HEWAN
a. Belalang
Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.

KLASIFIKASI
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan         : Animalia
Filum              : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Subordo          : Caelifera

b. Kupu - kupu
Kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan gengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti.
Klasifikasi
Karajan                       : Animalia
Divisio                        : Rhopalocera
Filum              : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Lepidoptera

c. Tawon
Tawon memiliki tubuh yang mudah dikenali dibandingkan dengan kelas serangga lainnya. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian utama: kepala, thorax, dan abdomen (beberapa literatur lain menyebutnya terdiri dari kepala, metasoma, dan mesosoma walaupun maksudnya sama). Ciri khas utama tawon adalah adanya "pinggang" berukuran ramping yang menghubungkan bagian dada dengan perutnya (kecuali pada lalat gergaji famili Tenthrenidae) sehingga tubuhnya bisa menekuk dengan mudah. Beberapa jenis tawon semisal tawon sarang lumpur dari famili Spechidae bahkan memiliki ruas pinggang yang panjang.
Di kepala tawon terdapat sepasang mata majemuk, yaitu mata yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil. Selain sepasang mata majemuk tadi, tawon juga memiliki 3 buah oselus (mata sederhana) di puncak kepalanya. Oselus tidak digunakan untuk melihat, melainkan untuk mendeteksi intensitas cahaya di sekitarnya sehingga mereka bisa tahu kapan harus memulai dan mengakhiri aktivitasnya.[3] Tawon juga memiliki sepasang rahang bawah (mandibula) yang bisa digunakan untuk berbagai aktivitas seperti menjepit benda, mencabut serat kayu, dan bahkan untuk membunuh serangga lain. Bagian lain yang terdapat di kepala tawon adalah sepasang antena yang berbuku-buku untuk mendeteksi rangsangan kimia.
Tawon sebagai anggota filum Arthropoda tidak memiliki kerangka dalam, namun tubuhnya ditutupi oleh cangkang luar yang disebut eksoskeleton. Warna cangkang luarnya bervariasi di mana pada tawon dari famili Vespidae, tubuhnya berwarna mencolok kuning dan hitam sebagai peringatan bagi hewan lain agar tidak mengganggunya bila tidak ingin disengat.[4] Tubuh tawon juga nyaris tidak diselubungi rambut (kebalikan dari lebah yang tubuhnya diselubungi rambut lebat).
Semua tawon memiliki sayap (kecuali tawon betina dari famili Mutillidae) berwarna transparan. Sayap ini jumlahnya 2 pasang dan bergerak seirama di mana jika sayap depan naik, maka sayap belakang juga ikut bergerak naik. Tawon sangat pandai terbang di udara karena saat terbang, ia bisa melakukan aneka manuver seperti terbang cepat, berputar di angkasa, dan bahkan terbang mundur. Tawon umumnya terbang dengan melipat kakinya, sementara beberapa jenis tawon lain semisal tawon kertas membiarkan kaki belakangnya menggantung (tidak terlipat) saat terbang.
Klasifikasi
Kerajaan         : Animalia
Filum              : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Hymenoptera

d. semut
            Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Tubuh semut, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. Sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
               Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Antena semut digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya.

e. kucing
               Indera penglihatan kucing memiliki rentang penglihatan antara 0,25 meter sampai 2 meter. Mata kucing memiliki penghilatan stereoskopis yang baik.  Penglihatannya dalam mendeteksi gerakan juga bisa dibilang baik. Bahkan kemampuan kucing dalam mendeteksi sebuah cahaya bisa delapan kali lebih baik dari manusia. Kucing juga mampu melihat dengan dalam kegelapan. Ini dikarenakan mata kucing memiliki struktur khusus yang disebut tapetum cellulosum. Struktur ini berguna dalam memantulkan cahaya kembali ke dalam retina. Sehingga saat malam kegelapan, mata kucing terlihat seperti bersinar. Kucing memiliki kelopak mata ketiga yang disebut membrana niktitans. Kelopak ketiga ini terdiri dari suatu lapisan tipis yang dapat menutupi mata dan nampak ketika mata kucing terbuka.
Umumnya semua daun telinga kucing tegak. Kucing dengan telinga terlipat amat jarang ditemukan.











BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
                                                                                                        
  1. karakter morfologi penyusun populasi adalah bentuk daun, panjang dan lebar daun, tinggi tanaman, akar dari tanaman tersebut dan lain – lain
  2. ukuran lebar daun rata rata  dari parameter – parameter yasng telah diambil untuk tanaman euphorbia adalah sekitar  4,5 cm
  3. morfologi antara individu yang satu dengan yang lain dalam satu spesies ternyata banyak persamaan sehingga hubungn kekerabatanya dekat
  4. morfologi antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam subspesies yang sama ternyata makin dekat hubungan kekerabatannya.
  5. ciri individu dalam antar spesies ternyata makin banyak perbedaanya, sehingga hubungan kekerabatannya semakin jauh 

0 Response to "PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR III KERAGAMAN DAN KEANEKARAGAMAN INTRA DAN INTER SPESIES"