2/9/12 Laporan Praktikum Report of Science Labwork PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL Endah Dani Puspitaningrum (09312244034) JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 BAB I A. JUDUL Pewarisan sifat menurut Mendel B. TUJUAN Percobaan ini dilaksanakan bertujuan untuk : 1.Menunjukkan rasio fenotif dari pekawinan monohibrid, baik dengan dominasi penuh maupun tidak penuh. 2.Menunjukkan rasio fenotif dari perkawinan dihibrid, baik dengan dominasi penuh maupun tidak penuh. C. LATAR BELAKANG Perkembangan mutakhir dalam bidang genetika telah dibahas secara meluas tidak saja dalam berbagai majalah ilmiah, tetapi juga dalam setiap jenis media massa, dari cerita dan berita di halaman surat kabar. Luasnya jangkauan permasyarakatan kemajuan dalam bidang genetika ini disebabkan genetika merupakan suatu ilmu yang bagian – bagian dalam banyak hal yang mempunyai potensial menyentuh manusia dan masyarakat secara langsung. Orang pertama yang melakukan percobaan perkawinan silang adalah Gregor Mendel, seorang rahib Australia yang hidup pada tahun 1822 – 1884 di sebuah biara laki – laki di kota kecil. Pada tahun 1857 mendel mengumpulkan beberapa jenis ercis (Pisum sativum) untuk dipelajari perbedaannya satu dengan yang lainnya dan melakukan percobaan perkawinan silangpada tanaman ercis itu. Setelah kurang lebih tujuh tahun mengadakan pengamatan secara teliti dan seksama itu, maka pada tahun 1865 ia membawakan hasil percobaabnya pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pengetahuan Alam di Brunn. Pada tahun 1866 karya ilmiah Mendel itu dicetak oleh perhimpunan tersebut, tapi Baru pada awal abad ke - 20 publikasi Mendel diakui kebenarannya. Mendel telah memilih tanaman ercis untuk percobaannya karena : tanaman ercis hidupnya tak lama, memiliki bunga sempurna, tanaman ini mempunyai tujuh sifat dengan perbedaan yang mencolok. Sewaktu Mendel hidup belum dikienal tentang bentuk dan susunan sifat keturunan. Mendel menyebut bahan keturunan itu adalah faktor penentu. Tetapi faktor penentu itu sekarang dikenal dengan istilah gen. Diwaktu Mendel mengawinkan tanaman ercis berbatang tinggi dengan berbatang kerdil, maka semua tanaman keturunan pertama seragam berbatang tinggi. Suatu tanda bahwa sifat tinggi menglahkan sifat kerdil. Sifat demikian disebut sifat diminan, dan sifat yang dikalahkan disebut sifat resesif. Ketika tanaman – tanaman keturunan pertama tadi dibiarkan menyerbuk sendiri didapatkan tanaman – tanaman keturunan kedua yang memperlihatkan pemisahan dengan perbandingan kira – kira ¾ batang tinggi : ¼ batang kerdil BAB II KAJIAN TEORI Fenotif => sifat keturunan yang dapat kita amati (warna, bentuk, ukuran). Genotif => sifat dasar yang tak nampak dan tetap pada suatu individu. Dominan => hasil gen fungsional, menutup penampilan dari alel mutan Alel => anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan. Resesif => alel dari gen yang tidak menghasilkan hasil yang berfungsi F1 => generasi pertama dari persilangan antara individu tetua F2 => generasi kedua dari persilangan antara individu tetua Homozigot => individu yang genotifnya terdiri dari alel yang sama, sedangkan Heterozigot => individu yang genotifnya terdiri dari pasangan alel yang tidak sama. Hibrid => hasil perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat berbeda Monohibrid => suatu dihidrid dengan satu sifat beda (Aa) Dihibrid => suatu hibrid dengan dua sifat beda (AaBb) • Pewarisan Monohibrid Persilangan monohibrid adalah persilangan dua individu sejenis yang memperhatikan satu sifat beda dengan gen – gen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat lainnya yang sealel. Persilangan monohibrid sudah diteliti oleh Mendel. Dari hasil penelitiannya dengan tanaman kacang kapri. Jika tumbuhan berbatang tinggi disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek menghasilkan F, tumbuhan berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat dominan, sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l. Dalam mempelajari sifat monohibrid, Mendel beruntung telah memilih sifat – sifat yang diatur oleh gen – gen yang terletak pada kromosom yang terpisah atau letakknya cukup berjauhan sehinnga tidak beraturan. Penelitian Mendel menyangkut dua pasang alel atau lebih dan menghasilkan perumusan hukumnya yang kedua yaitu hukum pemisahan dan pengelomokkan secara bebas. Dua sifat yang dipelajarinya yaitu bentuk dan warna. Pada penelitian terdahulu Kenyataan tentang faktor pewarisan monohibrid dari Mendel : 1. gen – gen berada dalam keadaan berpasangan (alel) 2. gen – gen memisah (segresi) dalam sel kelamin (tepung sari dan sel telur), satu alele menuju salah satu sel kelamin 3. gen tersusun secara rambang dalam tepung sari dan sel telur. 4. sifat gen tetap dari generasi ke generasi • Pewarisan Dihibrid Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat, padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua F1, nya berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108 tanaman berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum asortasi atau hukum pengelompokan gen seceru bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gantet secara bebas. A. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : • Manik – manik genetika • Kantong plastik gelap B. LANGKAH KERJA • Langkah Kerja Pada Perrkawinan Monohibrid 1. Menyiapkan dua macam manik – manik (dua warna) misalnya merah dan putih masing – masing 100 keping. Untuk memudahkan memberi tanda M sebagai kode merah dan tanda m sebagai kode putih 2. Menyediakan dua kantong/kotak genetika dan menandai kotak I dan kotak II 3. Membagi tiap macam menjadi 2 kemudian memasukkan sebagian ke kantong I dan sebagian lainna ke kantong II 4. Mengocok manik – manik dalam kantong tersebut sampa benar – benar bercampur 5. Memasukkan tangan kanan ke dalam kantong I dan tangan kiri ke kantong II. Selanjutnya secara bersamaan, mengambil masing – masing 1 keping manik – manik secara acak 6. Mencatat pasangan warna yang terambil pada tabel 7. Mengulangi pengambilan sampai seluruh manik – manik terambil pada kedua kantong tersebut 8. Menjumlahkan masing – masing pasangan warna yang diperoleh 9. Menentukan pula rasio pasangan warna yang diperoleh 10. Membandingkan besarnya rasio ini dengan hasil yang diperoleh dengan kelompok lain • Langkah Kerja Pada Perrkawinan Dihibrid 1. Menyiapkan 4 (empat) macam manik – manik (4 warna) misalnya merah, putih, biru dan kuning masing – masing 80 keping. Menganggap biru mewakili bentuk bulat dan kuning mewakili bentuk keriput. Memakai juga kode huruf – huruf untuk ciri – ciri ini, misalnya M untuk merah, m untuk putih, B untuk bulat, dan b untuk keriput 2. Membuat gabungan dua warna dari manik – manik itu yang menggambarkan gabungan antara warna dan bentuk yang mungkin ada ialah MB, Mb, mB, dan mb sehingga masing – masing 40 3. Menyediakan 2 kantong plastik, menandaikotak I dan kotak II 4. Membagi tiap gabungan manik – manik menjadi 2, kemudian sebagian masukkan ke kantong I dan sebagian lagi ke kantong II 5. Mengkocok manik – manik dalam kantong tersebut sampai benar – benar bercampur 6. Memasukkan tangan kanan ke dalam kantong I dan tangan kiri ke kantong II. Selanjutnya secara bersamaan, mengambil masing – masing 1 gabungan manik – manik dari kantong – kantong itu secara acak 7. Mencatat pasangan gabungan manik – manik yang terambil pada tabel 8. Menjumlahkan masing – masing pasangan gabungan yang diperoleh 9. Menentukan pua rasio antar pasangan yang diperoleh 10. Membandingkan besarnya rasio tersebut dengan hasil yang diperoleh kelompok lainnya C. Data Hasil Percobaan a. Monohibrid Macam pasangan warna yang mungkin Jumlah Rasio b. Dihibrid Macam pasangan yang mungkin Jumlah Rasio MB & MB MB & Mb MB & mB MB & mb Mb & Mb Mb & mb mB & mB mB & mb Mb & mb BAB III PEMBAHASAN Sebenarnya memang ada suatu pola terhadap pemindahan sifat – sifat. Mendel mengadakan hipotesa bahwa sifat – sifat ditentukan oleh sepasang unit, dan hanya sebuah unit diteruskan kepada turunannya oleh tiap induknya. Tahun 1900 Johanes mengusulkan istilah gen untuk menyatakan unit pewarisan. Tetapi Mendel tidak menyebutnya sebagai gen, tetapi unit. Jadi gen – gen yang menentukan sifat – sifat yang diteliti Mendel, dapat dominan atau resesif. Pengamatan Mendel yang menyatakan bahwa setiap individu mempunyai hanya satu pasang gen bagi tiap sifat, berarti, dapat dikatakan bahwa setiap induk hanya memberikan satu dari sepasang gennya kepada keturunannya, sebab jika keturunannya mewarisi kedua – dua gen dari tiap induk, maka keturunannya itu akan mempunyai 2 pasang gen. Maka akan terdapat penambahan jumlah gen per generasi secara geometris. Untuk menjelaskan macam keturunan apa yang akan dihasilkan dari persilangan Mendel dari homozigot – homozigot yang sederhana, dapat menggunakan apa yang dikenal dengan kuadrat punnett, yang direka oleh salah seorang ahli genetika klasik, R.C. Punnet. Kuadrat Punnet sebenarnya hanay berguna pada persilangan monohibrid dan dihibrid. Persilangan hibrid yang heterozigot terhadap lebih dari dua pasang gen, memerlukan kuadrat – kuadrat dengan banyak sub – bagian, sehingga sulit dilakukan. Pada persilangan, induk jantan dan induk betina disebut (P). Hasil persilangan parental disebut anak (F). Persilangan dua induk yang mempunyai sifat beda disebut hibrid. Persilangan dengan satu sifat beda disebut monohibrid. Persilangan dengan dua sifat beda disebut dihibrid. Persilangan dengan tiga sifat beda disebut trihibrid. Pada persilangan terjadi pewarisan sifat. Prinsip pewarisan sifat adalah Mendel, Mendel menyilangkan tanaman ercis dengan satu sifat beda. Pada percobaan tersebut disimpulkan bahwa pada pembentukan gen – gen, gen akan memisah sehinnga setiap gen hanya menerimma sebuah gen saja. Kesimpulan tersebut hukum I Mendel. Selanjutnya, Mendel menyilngkan tanaman ercis dengan dua sifat beda. Pada percobaan tersebut disimpulkan bahwa gen – gen dari sepsang alel memisah secara bebas ketika terjadi meiosis selama pembentukan gamet. Kesimpulan ini disebut hukum II Mendel. Namun, kadang – kadang terjadi penyimpangan dengan prinsip yang dikemukakan oleh Mendel. Beberapa penyimpangan hukum Mendel adalah : a. Penyimpangan Semu Epistasis dominan 12 : 3 : 1 Epistasis resesif 9 : 3 : 4 Epistasis dominan dan resesif 13 : 3 Kriptomeri 9 : 3 : 4 Atavisme (interaksi gen) 9 : 3 : 3 (muncul sifat baru) Polimeri 15 : 1 Gen komplementer 9 : 7 b.Pautan gen, dengan perbandingan fenotif 3 : 1 c. Pindah silang, yang mengakibatkan terbentuknyya empat macam fenotif pada F1 d.Cacat atau penyakit menurun yang tidak terpaut seks, yaitu albinisme, polidaktil, fenilketonuria, kemampuan mengecap PTC, thalasemia, ktarak, dan botak e. Cacat/penyakit menurun yang terpaut kromsom seks, yaitu buta warna, (terpaut kromosom X), hemofilia (terpaut kromosom X), dan hypertrichosis (terpaut kromosom Y) BAB IV EVALUASI Pertanyaan 1. Pada perkawinan monohibrid, misal M menunjukkan fenotif biji merah, m menunjukkan fenotif biji putih, maka a. Jika M dominan terhadap m (dominasi penuh) berapa rasio fenotif (warna biji pada keturunan - keturunannya) b. Jika Mm intermediet (dominasi tiddak penuh), berapa rasio fenotif (warna biji pada keturunan - keturunannya) 2. Pada perkawinan dihibrid, misalnyaM, m, B, dan b masing – masing menunjukkan warna biji merah, warna biji putih, bentuk biji bulat, dan bentuk biji keriput, maka a. Jika M dominan tethadap m, B dominan terhadap b (dominasi penuh) berapa rasio fenotif (warna biji pada keturunan - keturunannya) b. Jika Mm dan Bb intermediet (dominasi tiddak penuh), berapa rasio fenotif (warna biji pada keturunan - keturunannya) 3. Bagaimana rasio fenotif – fenotif yang diperoleh kelompok lain? Apa kesimpulan yang dapat saudara buat 4. Pikirkan, mengapa prinsip Mendel (Mendelisme) ini tidak dapat diaplikasikan pada manusia (genetika manusia) Jawaban BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan percobaan ini didapat kesimpulan yaitu : a. Rasio fenotif dari perkawinan monohibrid, baik dengan dominasi penuh maupun tidak penuh adalah b. Rasio fenotif dari perkawinan dihibrid adalah, baik dengan dominasi penuh maupun tidak penuh adalah B. Daftar Pustaka Suryo, Ir. 2005. Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Crowder, L.V. 2006.Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. http://www.crayonpedia.org/mw/Proses_Pewarisan_Dan_Hasil_Pewarisan_Sifat_Beserta_Penerapannya_9.1 Tweet Related Posts :Heat effect to matterHEAT EFFECT OF MATTER Objective: To observe some heat effect at matters.Theory: In physics and therm… Read More...PhotosyntesisPhotosynthesisObjective: To observe the process of photosynthesis.Theory: Photosynthesis (from the G… Read More...IDENTIFICATION OF NATURAL ACID BASE INDICATORIDENTIFICATION OF NATURAL ACID BASE INDICATOR I. Objectives: To definite characteristic of acid and… Read More...PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR III KERAGAMAN DAN KEANEKARAGAMAN INTRA DAN INTER SPESIESPRAKTIKUM BIOLOGI DASAR IIIKERAGAMAN DAN KEANEKARAGAMANINTRA DAN INTER SPESIES … Read More...Laporan MikroskopPractical Report Of Development Laboratory Microscope Lecture: Purwanti Widhy Arranged by: Tri … Read More...
0 Response to "PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL"
Post a Comment