Uji Efektivitas Air Kelapa, Susu Formula, dan Susu Murni Terhadap Pengikatan Logam

LAPORAN GROUP PROJECT
Uji Efektivitas Air Kelapa, Susu Formula, dan Susu Murni Terhadap Pengikatan Logam

Description: UNY.jpg



Disusun Oleh
Risma Fembriyanti
09312241009
Nor Rozif Khoirul Anam
09312241014
C. Nulat Panggayuh
09312241035
Muhammad Izzatul Faqih
09312244025
Epi Nur Pratika
09312244044


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012

Uji Efektivitas Air Kelapa, Susu Formula, dan Susu Murni Terhadap Pengikatan Logam

A.    Tujuan
Untuk mengetahui keefektifan air kelapa, susu murni, susu kedelai dan susu formula terhadap pengikatan logam

B.    Latar Belakang Masalah
Protein dapat berfungsi bagi tubuh sebagai pelindung atau sistem pertahanan tubuh. Ion-ion logam dapat masuk ke dalam tubuh  sebagai racun. Ion-ion tersebut antara lain logam berat seperti Ag+,Pb2+,dan Hg22+. Protein dapat mengikat ion logam tersebut dengan baik sehingga mencegah tubuh dari keracunan.
Protein yang biasa digunakan untuk menawarkan keracunan dapat berasal dari air kelapa, ataupun susu. Reaksi pengikatan logam yang terjadi adalah.

C.    Dasar Teori
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteria, dan sel-sel asing lain. Protein ini pandai sekali membedakan benda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing. Media Perambatan Impuls Syaraf Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata. Pengendalian Pertumbuhan Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.
Fungsi Asam Amino antara lain :
1.     Penyusun protein, termasuk enzim.
2.     Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon, dan asam nukleat)
3.     Pengikat logam penting yang di perlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor).
Asam amino di dapatkan dari sumber-sumber protein. Protein adalah senyawa organik yang terdiri dari satu atau lebih asam amino. Protein yang di dapatkan melalui makanan sehari-hari di urai dalam pencernaan dalam bentuk asam amino.
Setiap sel hidup mengandung protein. Protein senyawa organik essensial bagi mahluk hidup dan konsentrasinya paling tinggi di dalam jaringan otot hewan. Protein merupakan bahan essensial yang menunjang kehidupan. Kulit, tulang, otot, darah, hormon, enzim dan organ-organ dalam semuanya tersusun dari protein.
Diketahui bahwa protein mampu menawarkan racun karena asam amino yang merupakan penyusun suatu protein dapat mengikat logam seperti Hg (merkuri klorida) dan Pb (timbal asetat), racun atau logam yang terikat dalam reaksi ini ditandai dengan adanya endapan putih.
Kemampuan protein atau asam amino untuk berikatan dengan ion logam di atas titik isoelektriknya, disebabkan karena pada saat pH berada di atas titik isoelektrik protein atau asam amino, maka ia akan bermuatan negatif sehingga mampu mengikat ion logam yang bermuatan positif. Berdasarkan teori, titik isoelektrik albumin adalah : 4,55-4,90, alanin 6,00 , glisin  5,97 dan serin 5,68 (titik isoelektrik adalah keadaan pH dimana protein /asam amino memiliki jumlah muatan positif dan negatif yang sama). Adanya pertambahan ion logam menyebabkan putusnya jembatan disulfida dan ikatan kovalen S-S pada protein yang mengandung gugus sulfuhidril.
     Dengan adanya endapan saat penambahan albumin dan glisin dengan (CH3COO)2 Pb menunjukkan bahwa protein dan asam amino dapat bertindak sebagai antidotum/penawar racun pada keracunan logam berat seperti Hg dan Pb. Sedangkan untuk asam amino seperti asam aspartat, serin, dan alanin tidak membentuk endapan karena suasana larutan masih berada di bawah titik isoelektrik kedua asam amino tersebut, sehingga asam amino yang bermuatan positif tidak mampu berikatan dengan ion logam yang bermuatan positif pula. Selain itu, ketiga jenis asam amino tersebut tidak mengandung gugus sulfuhidril.   

D.    Alat dan Bahan
Alat
                            1.        Tabung reaksi
                            2.        Rak tabung
                            3.        Pipet tetes
                            4.        Pengaduk
                            5.        Gelas ukur


Bahan
                            1.        Air kelapa
                            2.        Susu formula
                            3.        Susu murni
                            4.        Susu kedelai
                            5.        Air
                            6.        HgCl2 0,2 M
                            7.        Pb(CH3COO)2
                            8.        AgNO3

E.    Cara Kerja
                    1.        Menyiapkan alat dan bahan
                    2.        Mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 1 ml HgCl2 0,2 M.
                    3.        Menambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml air kelapa, susu formula, susu murni, dan susu kedelai.
                    4.        Mengulangi langkah 1-3 untuk bahan yang berbeda yakni Pb(CH3COO)2 dan AgNO3.
                    5.        Mengamati dan mencatat hasil percobaan.

F.     Sasaran Pengamatan
Endapan yang terbentuk sebagai hasil pengikatan ion logam oleh protein

G.   Tabel Hasil Pengamatan
No
Bahan
Logam
HgCl2
(2 M)
Pb(CH3COO)2
(2 M)
AgNO3
 (1%)

1.
Air kelapa
Tidak muncul endapan
Terbentuk endapan
+
Terbentuk endapan
+
2.
Susu kotak
Terbentuk endapan
+++
Terbentuk endapan
++++
Terbentuk endapan
++++
3.
Susu murni
Terbentuk endapan
++
Terbentuk endapan
+++
Terbentuk endapan
+++
4.
Susu kedelai
Terbentuk endapan
+
Terbentuk endapan
++
Terbentuk endapan
++
Keterangan : Semakin banyak tanda (+) maka endapan semakin banyak.

H.    Pembahasan
Percobaan ini berjudul Uji Efektivitas Air Kelapa, Susu Formula, dan Susu Murni Terhadap Pengikatan Logam. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui keefektifan air kelapa, susu murni, susu kedelai dan susu formula terhadap pengikatan logam. Alat dan bahan yang digunakan antara lain tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, pengaduk, gelas ukur, dan gelas kimia. Bahan yang digunakan antara lain air kelapa, susu formula, susu murni, susu kedelai, air, HgCl2 0,2 M, Pb(CH3COO)2, dan AgNO3.
Prosedur kerja yang dilakukan pertama yakni menyiapkan alat dan bahan, kedua mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 1 ml HgCl2 0,2 M, kemudian menambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml air kelapa, susu formula, susu murni, dan susu kedelai. Selanjutnya mengulangi langkah 1-3 untuk bahan yang berbeda yakni Pb(CH3COO)2 dan AgNO3. Langkah terakhir mengamati dan mencatat hasil percobaan.
Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama kandungan proteinnya. Protein yang terkandung pada susu kedelai dalam 100 gram adalah 3,5 gram atau lebih banyak 0,3 gram dari susu sapi yang memiliki kadar protein 3,2 gram tiap 100 gram.  Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip susu dengan susu sapi, sehingga kita dapat mengasumsikan bahwa susu kedelai mempunyai kemampuan yang sama untuk  menggumpalkan logam. Garam logam berat seperti Ag, Pb, dan Hg akan membentuk endapan logam proteinat pada susu kedelai. Ikatan yang terbentuk amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga protein mengalami denaturasi. Secara bersama gugus –COOH dan gugus –NH2 yang terdapat dalam protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan membentuk senyawa kelat. Dalam percobaan ini dihasilkan bahwa daya gumpal dari susu kedelai lebih kecil atau lebih sedikit menggumpalkan logam dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa kadar protein pada susu kedelai lebih banyak daripada susu sapi. Perbedaan dengan teori ini dapat dikarenakan dalam sampel susu kedelai yang digunakan dalam percobaan disinyalir mengandung protein yang lebih sedikit dari susu sapi. Penyebab lebih sedikitnya protein pada susu kedelai ini adalah dalam pengolahannya, yakni perbandingan antara kedelai dan air lebih banyak airnya dengan kata lain tidak seperti teori dimana dalam 100 gram susu kedelai terdapat protein sebanyak 3,5 gram namun kurang dari itu. Sama halnya dengan susu kotak, susu kedelai juga memiliki daya gumpal yang lebih kecil dari susu kotak karena kadar protein dalam susu kotak cukup besar yakni .....gram/...ml Sedangkan dibandingkan dengan air kelapa, susu kedelai memiliki daya gumpal yang lebih besar karena dalam air kelapa kadar proteinnya lebih sedikit yakni...



I.      Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Fungsi protein. Diakses dari http://chem-is-try.org/fungsi_protein pada Rabu, 25 April 2012 pukul 11.30 WIB
Diaskses pada Rabu, 25 April 2012 pukul 11.30 WIB dari :
http://www.its.ac.id/personal/files/pub/4342-razif-its UJI%20EFISIENSI%20REMOVAL%20ADSORPSI%20ARANG%20BATOK%20KELAPA%20UNTUK%20MEREDUKSI%20WARNA%20DAN%20PERMANGANAT%20VALUE%20DARI%20LIMBAH%20CAIR.pdf
Diaskses pada Rabu, 25 April 2012 pukul 11.30 WIB dari:


0 Response to "Uji Efektivitas Air Kelapa, Susu Formula, dan Susu Murni Terhadap Pengikatan Logam"