PERAN PENDIDIKAN DALAM KELESTARIAN BUDAYA

PERAN PENDIDIKAN DALAM KELESTARIAN BUDAYA

Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosioantropologi

Dosen :
Nur Djazifah, Msi.





Disusun Oleh :
1. Arfindha (093122410 )
2. Rizki Putri Sekarini (093122410 )
3. Vina Untari. (09312241024)
4. Muhammad I.F. (09312241025)
5. Karwiti (093122410 )


PROGAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010


KATA PENGANTAR

Puji Syukur marilah kita panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan curahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sosioantropologi yang berjudul Peran pendidikan dalam kelestarian budaya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Nur Djazifah, M.si. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosioantropologi yang telah membimbing dan mengarahkan kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun secara materi. Tidak lupa kepada teman-teman dan semua pihak yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada kami.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pihak - pihak yang bersangkutan dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan dari makalah ini.



Yogyakarta, 18 November 2010




Penyusun





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan. 2
B. Pengertian Kebudayaan. 4
C. Peran Pendidikan Dalam Kelestarian Budaya. 5

BAB III PENUTUP
Kesimpulan 8

DAFTAR PUSTAKA 8




BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diantara makhluk dibumi ini, manusia menduduki tempat tertinggi dari segi pola-pola perilakunya, walaupun secara fisik bukan makhluk hidup yang terkuat dan terbesar. Perbedaan mendasar yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang tertinggi adalah manusia memiliki budi atau akal pikiran sehingga manusia menjadi satu-satunya makhluk hidup yang memiliki kemampuan menciptakan hal-hal yang berguna bagi kelangsungan kehidupannya (makhluk berbudaya). Manusia juga senantiasa hidup bersama membentuk pola-pola perilaku yang teratur dan diteruskan ke generasi-generasi selanjutnya sehingga disebut makhluk sosio-budaya.
Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lainnya.
Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer kebudayaan itu dari generasi ke generasi selanjutnya.
Dan juga kita sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan yang lebih baik ke depannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus lebih baik lagi, dengan cara inilah maka kebudayaan akan terus berkembang dengan baik dan peningkatan kualitas pendidikan juga harus ditingkatkan agar supaya dengan peningkatan ini transformasi budaya menjadi yang lebih baik akan dapat terlaksana serta menjadi seperti yang diharapkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2) Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
3) Bagaimana peran pendidikan dalam kelestarikan budaya?

C. TUJUAN
1) Untuk mengetahui pengertian pendidikan.
2) Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
3) Untuk mengetahui peran pendidikan terhadap kelestarian budaya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada dimuka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri. Dengan perkembangan peradaban manusia, berkembang pula isi dan bentuk termasuk perkembangan penyelenggaraan pendidikan.
Menurut pendapat Suroso Prawiroharjo, sebagai mana dimuat dalam tulisan Raka Joni, dkk (1984: 5), salah satu konsep tentang pendidikan yang banyak diajarkan di lembaga pendidikan guru adalah yang menggambarkan pendidikan sebagai bantuan pendidik untuk membuat peserta didik dewasa, artinya, kegiatan pendidik berhenti, tidak diperlukan lagi, apabila kedewasaan yang dimaksud yaitu kemampuan untuk menetapkan pilihan atau keputusan serta mempertanggungjawabkan perbuatan dan perilaku secara mandiri, telah tercapai. Konsep ini kemudian secara operasional diterjemahkan sedemikian rupa sehingga pendidikan disamakan dengan persekolahan, dan terlebih-lebih lagi, ia diartikan terutama memberi bekal pengetahuan kepada peserta didik yang dapat ia pergunakan untuk menghadapi masa depannya. Konsep inilah yang dominan sehingga perubahan isi kurikulum ditambah dikurangi, diubah urutannya, dimutakhirkan dan seterusnya. Bahkan begitu bernafsu kita memberikan bekal hidup kepada peserta didik sehingga bobot kegiatan belajar telah merupakan beban yang tidak tergantungkan bagi peserta didik maupun guru, untuk diselesaikan dalam batas waktu yang digunakan. ( Siswoyo, Dwi ,dkk; 2008: 15-16)
Pada masa kini disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang penting didalam drama kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, daya jiwanya (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitasnya. Atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan kehidupan individu dalam pertemuan dan pergaulannya dengan sesama dan dunia, serta dalam hubungannya dengan Tuhan. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, pertanyaan yang sekarang perlu dijawab apakah yang dimaksud dengan pendidikan itu? ( Siswoyo, Dwi ,dkk; 2008: 15-16)
Dalam kamus besar bahasa indonesia (1991) Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.(Sugihartono; 2007: 3)
Poerbakawatja dan Harahap dalam Muhibbin syah (2001) menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan untuk bertanggungjawab terhadap segala perbuatannya. .(Sugihartono; 2007: 3)
John Dewey menyatakan bahwa pendidikan adalah pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. ( Hasbullah; 2005: 2)
Driyakarya menyatakan bahwa pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. ( Hasbullah; 2005: 2)
Rousseau mendefinisiakn pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. (Ahmadi, Abu; 2003: 69)
Menurut GBHN pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. (Ahmadi, Abu; 2003: 70)
Dari berbagai definisi diatas penulis dapat simpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sebgaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
B. Pengertian kebudayaan
Semua makhluk hidup, termasuk manusia, menghadapi masalah baagaimana melangsungkan hidup. Apabila mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada, mereka tidak akan dapat bertahan hidup. Manusia harus beradaptasi dengan lingkungannya untuk mengembangkan pola-pola perilaaku yang akan membantu usahanya memanfaatkan lingkungan tersebut demi kelangsungan hidupnya. Pola-pola itu dikembangkan untuk memperoleh bekal hidup, untuk menghindari bahaya, untuk meneruskan keturunan, dan lain-lain. Manusia juga membuat perencanaan-perencanaan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan. Semua yang diciptakan dan dihasilkan manusia memenuhi berbagai kebutuhan hidup disebut kebudayaan dan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. (Mu’in, Idianto;2004:108)
Untuk lebih jelsnya mengenai apa itu kebudayaan, marilah kita melihat beberapa definisi mengenai kebudayaan.
Menurut pendapat Edward Taylor kebudayaan menyangkut semua aspek kehidupan manusia yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral adat istiadat, dan kemampuan lain atau kebiasaan-kebiaaan yang dikerjakan olh manusia sebagai bagian dari masyarakat atau yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. (Hanum, Farida;2000: 2)
Koentjaraningrat memandang budaya sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. (Hanum, Farida;2000: 2)
Menurut Ralph Linton kebudayaan adalah konfigurasi dan hasil tingkah laku yang dipelajari, yang unsur-unsur penentunya dimiliki bersama dan dilanjutkan oleh anggota masyarakat tertentu. (Mu’in, Idianto;2004: 108)
Definisi kebudayaan menurut Selosoemardjan dan Soelaiman Sumardi merupakan sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. (Mu’in, Idianto;2004:108)
Dari berbagai definisi diatas, dapat diperoleh mengenai penggertian kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat pada pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
C. Peran pendidikan dalam kelestarikan budaya
Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk menimbang dan menghubungkan potensi individu. Adapun dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara.
Maka sudah jelas bahwa pendidikan dan kebudayaan sangat erat sekali hubugan karena keduanya berkesinambungan, keduanya saling mendukung satu sama lainnya.
Dalam konteks ini dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan tradisi budaya serta kepribadian suatu masyarakat betapapun sederhananya masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa tradisi sebagai muatan budaya senantiasa terlestarikan dalam setiap masyarakat, dari generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila para pendukung nilai tersebut dapat menuliskannya kepada generasi mudanya sebagai generasi penerus.
Transfer nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah melalui proses pendidikan. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu dalam penyelenggarannya dibentuk kelembagaan pendidikan formal.
Pendidikan mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu dan pewarisan nilai-nilai budaya. Maka sudah jelas sekali bahwa kedua hal tersebut pendidikan dan kebudayaan berkaitan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa itu masing-masing, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan antara satu sama lainnya.
Pendidikan dalam hubungan dengan individu dan masyarakat dapat dilihat bagaimana garis hubung antara pendidikan dan sumber daya manusia. Dari sudut pandangan individu pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi individu, Sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan pendidikan adalah sebagai pewarisan nilai-nilai budaya.



Dari sudut pandangan individu pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi individu, disini kita dapat menganggap bahwa pendidikan dapat menjadikan kemampuan terpendam individu akan terlihat dan dapat diasah sehingga nantinya akan dapat berguna bagi kehidupan mereka.
Dari sudut pandang kemasyarakatan pendidikan adalah sebagai pewarisan nilai-nilai budaya, disini dapat diartikan bahwa generasi yang lebih tua menghendaki supaya nilai-nilai kebudayaan agar tetap terjaga lestari yaitu identitas mereka akan dapat tetap lestari meskipun zaman akan terus berubah dan meskipun demikian mereka berharap nantinya identitas itu akan terus terjaga sebagai suatu contoh dapat diambil budaya jawa tentang bertamu kerumah seseorang, menurut budaya jawa ketika kita bertamu ke rumah seseorang dan pemilik rumah menyediakan minuman maka kita harus menghabiskan sebelum kita meninggalkan rumah itu, karena jika kita pulang tanpa menghabiskan minuman yang telah disediakan maka nanti jika kita bertamu kembali mereka tidak akan menyediakan air minum karena mereka berfikir air minumnya pasti tidak dihabiskan.
Dalam pandangan ini, pendidikan mengemban dua tugas utama, yaitu peningkatan potensi individu dan pelestarian nilai-nilai budaya. Manusia sebagai mahluk berbudaya, pada hakikatnya adalah pencipta budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian meningkatkan sejalan dengan peningkatan potensi manusia pencipta budaya itu.









BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sebgaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Penggertian kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat pada pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Peran pendidikan asalah sebagai transfer nilai-nilai budaya atau sebagai cara yang paling efektif dalam mentrasnfer nilai-nilai budaya adalah dengan cara proses pendidikan, karena keduanya sangat erat hubungannya. Kebudayaan dengan pendidikan sangat erat sekali keduanya saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan karena saling dan membutuhkan antara satu sama lainnya. Dalam konteks, dapat dilihat hubungan antara pendidikan dan kebudayaan. Kebudayaan akan terlestarikan dalam setiap ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila para generasi mudanya sebagai generasi penerus.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Hanum, Farida. 2000. Sosio-Antropologi Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Mu’in Idianto. 2004. Sosiologi SMA untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Siswoyo, Dwi ,dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakata: UNY Press
Sugihartono,dkk. 2007.Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

0 Response to "PERAN PENDIDIKAN DALAM KELESTARIAN BUDAYA"