Morfologi dan Anatomi Daun

Morfologi dan Anatomi Daun

DAUN(LEAF)
Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah IPA 2
Dosen : Dr. Insih Wilujeng






Disusun Oleh:

1. ERDITTYA EKANOVIE N. (09312244002)
2. ARFINDA RISKY K. (09312244008)
3. MUHAMMAD IZZATUL F. (09312244025)
4. RENY WITULASARI S. (09312244041)
5. SISKA PRATAMA (09312244031)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2011

A. Pengertian Daun
Daun umumnya merupakan organ berwarna hijau yang terletak di atas tanah. Daun mengandung sejumlah besar klorofil, pigmen yang menyebabkan daun dapat mengabsorbsi energi cahaya dan menggunakannya untuk menghasilkan gula melalui fotosintesis(Julie Cailliau, 2006: 37).
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan, meskipun batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis(Campbell, 2003: 298).
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan(Gembong Tjitrosoepomo, 2005: 7).
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia(http://id.wikipedia.org/wiki/Daun#Morfologi).

B. Morfologi Daun
1. Bagian-bagian Daun

Daun yang lengkap terdiri dari:
a. Upih daun atau pelepah daun(vagina)
Umumnya hanya terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan berbiji tunggal(Monocotyledoneae) saja.
Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang, juga mempunyai fungsi lain yaitu:
1) Sebagai pelindung kuncup yang masih muda.
2) Memberi kekuatan pada batang tanaman, dimana semua upih daun-daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak nampak, bahkan yang nampak sebagai batang dari luar adalah upihnya tadi. Batang yang nampak pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman yang sesungguhnya dari itu disebut batang semu.
b. Tangkai daun(petilous)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helainnya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.
Bentuk da ukuran tangkai daun sangat berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Tetapi ada juga yang menebal pada pangkal dan ujungnya, misalnya pada daun kupu-kupu(Bauhinia purpurea L.). Jika dilihat dari penampang melintangnya dapat dijumpai kemungkinan-kemungkinan berikut.
1) Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun pepaya(Carica papaya L.)
2) Pipih dan tepinya melebar(bersayap), misalnya pada jeruk(Citrus sp.)
3) Bersegi
4) Setengah lingkaran dan sering kali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Jika ditinjau dari keadaan permukaannya, tangkai daun dapat memperlihatkan adanya kerutan-kerutan, sisik-sisik, rambut-rambut, lentisel, dll.
Tangkai daun dapat mengalami pergantian bentuk(metamorfosis) menjadi semacam helaian daun yang dinamakan filodia.
c. Helaian daun(lamina)
Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang helaiannya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran maupun warnanya.
Sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan. Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian dari kita adalah:
1) Bangunnya(circumscriptio)

Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar itu dapat dibedakan 4 golongan daun yaitu daun dengan:
a) Bagian yang terlebar terdapat kira-kira di tengah-tengah helaian daun
(1) Bulat atau bundar(orbicularis)
(2) Bangun perisai(peltatus)
(3) Jorong(ovalis atau ellipticus)
(4) Memanjang(oblongus)
(5) Bangun lanset(lanseolatus)
b) Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun
(1) Pangkal daunnya tidak bertoreh:
(a) Bangun bulat telur(ovatus)
(b) Bangun segitiga(triangularis)
(c) Bangun delta(deltoideus)
(d) Bangun belah ketupat(rhomboideus)
(2) Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
(a) Bangun jantung(cordatus)
(b) Bangun ginjal atau kerinjal(reniformis)
(c) Bangun anak panah(sagittatus)
(d) Bangun tombak(hastatus)
(e) Bertelinga(auriculatus)
c) Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun
(1) Bangun bulat telur sungsang(obovatus)
(2) Bangun jantung sungsang(opcordatus)
(3) Bangun segitiga terbalik(cuneatus)
(4) Bangun sudip(spathulatus)
d) Tidak ada bagian yang terlebar artinya helaian daun dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya
(1) Bangun garis(linearis)
(2) Bangun pita(ligulatus)
(3) Bangun pedang(enciformis)
(4) Bangun paku atau dabus(subulatus)
(5) Bangun jarum(acerosus)
2) Ujungnya(apex)
a) Runcing(acutus)
b) Meruncing(acuminatus)
c) Tumpul(obtusus)
d) Membulat(rotundatus)
e) Rompang(truncatus)
f) Terbelah(retutus)
g) Berduri(mucronatus)
3) Pangkalnya(basis)
a) Yang tepi daunnya di bagian itu tidak bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu tulang atau ujung tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal daun dapat:
(1) Runcing(acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah ketupat, dll.
(2) Meruncing(acuminatus), biasanya pada daun bulat telur sungsang atau daun bangun sudip
(3) Tumpul(obtusus), pada daun-daun bulat telur, jorong
(4) Membulat(rotndatus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur
(5) Rompang atau rata(truncatus), pada daun-daun segitiga, delta, tombak
(6) Berlekuk(emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal, anak panah
b) Yang tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain:
(1) Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang sesuai dengan letak daun pada batang tadi, seperti lazim dapat kita lihat pada daun-daun bangun perisai.
(2) Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak daunnya.
4) Susunan tulang-tulangnya(nervatio atau venatio)
Fungsi tulang daun berfugsi untuk:
a) Memberi kekuatan pada daun.
b) Di samping sebagai penguat, tulang-tulang daun itu sesungguhnya adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat.
Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan menjadi 3 macam:
(1) Ibu tulang(costa)
(2) Tulang-tulang cabang(nervus lateralis)
(3) Urat-urat daun(vena)
Melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, kita membedakan beberapa susunan tulang yaitu:
(a) Bertulang menyirip(penninervis)
(b) Bertulang menjari(palminervis)
(c) Bertulang melengkung(cervinervis)
(d) Bertulang sejajar atau bertulang lurus(rectinervis)

Susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mengenal tumbuhan yaitu tumbuhan biji belah(dicotyledoneae) mempunyai daun bertulang menyirip atau menjari, sedangkan tumbuhan biji tunggal(monocotyledoneae) mempunyai daun-daun bertulang melengkung atau sejajar. Perkecualian selalu ada, artinya dari golongan tumbuhan biji belah ada pula yang memiliki daun yang bertulang melengkung. Sebaliknya dari golongan tumbuhan biji tunggal ada pula yang bertulang menyirip.




5) Tepinya(margo)

http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/01/daun-leaf.html
a) Rata
b) Bertoreh
(1) Toreh yang merdeka
(a) Bergerigi
(b) Bergerigi ganda
(c) Bergigi
(d) Geringgit
(e) Berombak
(2) Toreh yang mempengaruhi bentuknya
(a) Berdasarkan kedalaman: berlekuk, bercanggap, berbagi
(b) Berdasarkan tepinya: berlekuk menyirip, bercangap menyirip, berbagi menyirip, berlekuk menjari, bercangap menjari, berbagi menjari
6) Daging daunnya(intervenium)
Tebal atau tipisnya helaian daun tergantung pada tebal tipisnya daging daunnya, yaitu:
a) Tipis seperti selaput
b) Seperti kertas
c) Tipis lunak
d) Seperti perkamen
e) Seperti kulit atau belulang
f) Berdaging
7) Keadaan permukaan atas maupun bawahnya(gundul, berambut)
a) Licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan mengkilat, suram, dan berselaput lilin.
b) Gundul (glaber)
c) Kasap (scaber)
d) Berkerut (rugosus)
e) Berbulu (pilosus)
f) Berbulu halus dan rapat (villosus)
g) Berbulu kasar (hispidus)
h) Bersisik (lepidus)
8) Warna
Daun itu biasanya berwana hijau tetapi tak jarang pula kita jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Sebagai contoh yaitu, daun yang berwarna merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, hijau tua, hijau kekuningan.
2. Daun berdasarkan jumlah anak daun dalam 1 tangkai
a. Daun tunggal

http://tanamanherbal.wordpress.com/category/tanaman-herbal-kategori-t/
Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya. Bagian dari batang yang menjadi tempat duduknya daun disebut nodus, dan sudut atas antara daun dan batang disebut ketiak daun.
Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda antara golongan tumbuhan satu dengan yang lain. Daun yang mempunyai bagian pelepah atau upih daun (Vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) disebut daun lengkap. Sedangkan daun yang tidak lengkap adalah daun yang hanya mempunyai sebagian dari daun lengkap.
http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/01/daun-leaf.html
b. Daun majemuk

http://tanamanobatalamiah.blogspot.com/2010/08/tanaman-obat-meniran-phylanthus.html
Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun di setiap tangkainya, yaitu jika pada tumbuhan tersebut, tangkainya terlihat bercabang cabang , dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya.
Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, yang torehnya sedemikian dalamnya, sehingga bagian daun diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendiri.
http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/01/daun-leaf.html



C. Anatomi Daun



Daun diselubungi oleh epidermis, dengan sel-sel yang saling menutupi secara rapat seperti potongan puzzle. Epidermis ini seperti kulit kita sendiri, merupakan lapisan pertahanan pertama yag melawan kerusakan fisik dan organisme patogenik. Kutikula berlilin pada epidermis merupakan penghalang terhadap kehilangan air pada tumbuhan. Rintangan epidermal hanya disela oleh stomata, yaitu pori yang sangat kecil yang diapit oleh sel epidermal yang telah mengalami spesialisasi yang disebut sel penjaga(guard cell). Masing-masing stomata sesungguhnya merupakan celah antara sepasang sel penjaga. Stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara udara di sekitarnya dan sel-sel fotosintetik di bagian dalam daun. Stomata juga merupakan jalan utama hilangnya air pada tumbuhan melalui penguapan, suatu proses yang disebut transpirasi(Campbell, 2003: 308-309).
Jaringan dasar suatu daun diapit oleh epidermis bagian atas dan epidermis pada bagian bawah yang disebut mesofil(mesophyll). Jaringan ini sebagian besar terdiri dari sel-sel parenkim yang dilengkapi dengan kloroplas dan dikhususkan untuk melakukan faotosintesis. Kebanyakan daun tumbuhan dikotil memiliki dua wilayah mesofil yang dapat dibedakan dengan jelas. Pada bagian atas daun terdapt satu atau lebih lapisan parenkim palisade, yang terdiri dari sel-sel berbentuk kolumner. Di bawah daerah palisade adalah parenkim berspons karena mengandung labirin ruangan yang dapat dilalui oleh CO2 dan O2 yang bersikulasi di sekitar sel-sel yang berbentuk tak beraturan sampai ke daerah palisade. Ruangan udara itu khususnya berukura besar di sekitar stomata, dimana terjadi pertukaran gas dengan udara luar. Pada sebagian besar tumbuhan, stomata lebih banyak di permukaan bawah daun dibandingkan dengan di bagian atasnya. Adaptasi ini akan meminimumkan kehilangan air, yang terjadi lebih cepat melalui stomata pada bagian atas suatu daun yang terkena terik matahari(Campbell, 2003: 309).
Jaringan pembuluh suatu daun sambung menyambung dengan xilem dan floem batang. Jejak daun, yang becabang dari berkas vaskuler dalam batang, menembus melalui tangkai daun ke daun. Di dalam daun, tulang daun akan membagi diri secara berulang-ulang dan bercabang di seluruh mesofil. Ini menyebabkan xilem dan floem berhubungan sangat dekat dengan jaringan fotosintetik, yang mendapatkn air dan mineral dari xilem dan mengisi gula dan produk organik lainnya ke dalam floem untuk dikirim ke bagian lain tumbuhan. Infrastruktur pembuluh juga berfunsi sebagai kerangka yang memperkuat bentuk daun tersebut(Campbell, 2003: 298).
1. Epidermis
Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis atas dan epidermis bawah terdiri atas selapis sel, hanya pada epidermis bawah terdapat stomata, yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Permukaan epidermis sering dilapisi oleh kultikula atau rambut halus (pilus), untuk melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur atau tetesan air hujan. Jadi epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya
2. Jaringan Mesofil
Jaringan Tiang, jaringan ini mengandung banyak kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan
3. Jaringan Bunga Karang
Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade. Jaringan ini terdiri dari sel yang berlapis-lapis, terdapat rongga-rongga udara, sedikit mengandung kloroplas yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
4. Berkas Pembuluh Angkut
Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium.
Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut air dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai sponsor penegak tumbuhan
Floem berfungsi mentransfor hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
5. Stomata
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Daun#Morfologi).

























DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2003. Biologi(edisi kelima jilid II). Jakarta: Erlangga

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press

Cailliau, Julie. 2006. Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer. Monteral: Buana Ilmu Populer

http://id.wikipedia.org/wiki/Daun#Morfologi, diakses pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2011 jam 15.15 WIB

http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/01/daun-leaf.html, diakses pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2011 jam 11.12 WIB

http://tanamanherbal.wordpress.com/category/tanaman-herbal-kategori-t/, diakses pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2011 jam 16.01 WIB

http://tanamanobatalamiah.blogspot.com/2010/08/tanaman-obat-meniran-phylanthus.html, diakses pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2011 jam 16.21 WIB

0 Response to "Morfologi dan Anatomi Daun"